My Mind Goes Here

Rabu, 29 Maret 2017

7 Kemampuan yang Wajib Dimiliki Mahasiswa

Abad ke-21 ditandai dengan pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pesatnya pertumbuhan teknologi mengakibatkan tersebarnya informasi secara cepat, serta memudahkan semua orang berkomunikasi satu sama lain melewati lintas negara. Akibatnya, batas-batas negara semakin kabur karena adanya globalisasi.

Teknologi yang semakin canggih sangat memberikan dampak yang besar bagi kehidupan manusia. Contoh nyatanya adalah saat pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) sebelum awal semester kuliah. Sistem pengisian KRS yang mulanya secara manual, kini telah berubah. Dengan memanfaatkan komputer dan internet, sistem manual dapat diganti dengan Computer Based Information System (CBIS) yang lebih efisien dalam biaya maupun waktu.

Jika mau lebih kreatif lagi, kita bisa memanfaatkan teknologi untuk mendapatkan informasi baru yang tidak bisa kita dapatkan di bangku kuliah sekalipun. Namun, mudahnya akses terhadap ilmu pengetahuan melalui teknologi oleh semua orang akan secara otomatis meningkatkan daya saing. Hukum alam berlaku; individu yang dapat memanfaatkan informasi untuk meningkatkan dan mendapatkan kemampuan baru akan berhasil bertahan dalam persaingan.

Melihat persoalan tersebut, Tony Wagner dari Harvard University dalam bukunya yang berjudul The Global Achievement Gap mencoba merumuskan kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan agar dapat bertahan di abad ke-21. Dalam menyusunnya, Ia mewawancarai ratusan CEO perusahaan, lembaga nonprofit, maupun institusi pendidikan. Wawancara tersebut menghasilkan tujuh kemampuan yang menurutnya harus dimiliki setiap orang, yaitu:

1.      Terampil berpikir kritis dan memecahankan masalah
Kita dituntut untuk mempunyai kemampuan menganalisis, mampu melihat sebuah masalah dari berbagai sudut pandang, dan kemudian mencari jalan untuk memecahkan masalah tersebut.

2.      Kolaborasi dalam jaringan kerja dan memimpin dengan pengaruh
Tidak semua orang secara natural terlahir sebagai pemimpin. Namun, kemampuan untuk memimpin, terutama memimpin diri sendiri, akan sangat dibutuhkan. Ketika bekerjasama dengan orang lain, terkadang mengharuskan kita menjadi seorang manajer yang bertanggungjawab terhadap kelompok. Namun, adakalanya juga kita menjadi seorang bawahan yang diatur orang lain. Maka dari itu, kemampuan untuk bisa berkolaborasi dalam jaringan kerja mutlak dibutuhkan.

3.      Gesit dan mudah beradaptasi
Setiap hari kita mengalami perubahan. Lingkungan kampus maupun lingkungan masyarakat menjadi kian berbeda dari sebelumnya. Hal ini menuntut kita untuk gesit dan bisa beradaptasi dengan cepat menyesuaikan dinamika yang terjadi.

4.      Memiliki daya inisiatif dan jiwa kewirausahaan
Inisiatif timbul dari pemikiran kita terhadap suatu hal. Jika kita terus melatih pemikiran kita untuk menghasilkan gagasan-gagasan baru, kita akan menjadi inisiator yang akan berguna bagi lingkungan. Apalagi jika ditambah dengan jiwa kewirusahaan yang mengharuskan kita untuk pantang menyerah dan terus mencoba walaupun menghadapi kegagalan.

5.      Efektif dalam berkomunikasi secara lisan dan tulisan
Kita mungkin mempunyai ide-ide yang hebat, namun bagaimana jika kita tidak bisa berkomunikasi secara lisan dan tulisan dengan baik? Ide-ide yang kita miliki tidak akan bisa tersampaikan kepada orang lain dengan baik. Atau ide-ide tersebut hanya akan tersimpan dalam otak kita sendiri.

6.      Mengakses dan menganalisa informasi
Informasi merupakan sumber penting dalam era ini. Dari mulai video kuliah di kampus setingkat Harvard University, kursus di Coursera, sampai berita ekonomi di halaman web Kemenko Perekonomian merupakan informasi yang dapat kita akses dengan mudah. Tersebarnya informasi secara bebas mengharuskan kita untuk mampu memilah dan menyaring informasi yang benar. Jika tidak teliti, kita akan mendapatkan informasi bohong atau hoax yang juga tersebar sama luasnya.

7.      Rasa ingin tahu dan imajinasi
Rasa ingin tahu merupakan modal yang akan mendorong kita untuk terus belajar suatu hal. Rasa ingin tahu dan imajinasi lah yang membuat Wright bersaudara mampu menciptakan pesawat terbang seperti sekarang.
 

Kehidupan kampus merupakan miniatur dari kehidupan nyata. Persaingan dalam mencapai prestasi tertinggi dalam satu jurusan, maupun ketika ingin bergabung ke dalam suatu organisasi merupakan gambaran dari persaingan di dunia kerja kelak. Maka dari itu, kemampuan-kemampuan ini patut untuk dimiliki mahasiswa agar bisa bersaing dan mempunyai daya tawar yang tinggi. Sehingga selepas lulus nanti, bisa menjadi warga dunia yang bisa survive menghadapi persaingan  yang sangat ketat.

Gerakan Nasional untuk Pembangunan Berkelanjutan

Pada tahun 2015, badan Perserikatan Bangsa-bangsa merumuskan 17 hal yang mencakup Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) untuk 15 tahun ke depan.

Beberapa mahasiswa berbaju putih dan biru dengan membawa poster terlihat sedang mengerubungi salah satu pengunjung Sunday Morning UGM, Minggu (25/9/2016). Mereka adalah partisipan dalam gerakan nasional Walk for SDGs yang diselenggarakan oleh AIESEC. Walk for SDGs merupakan sebuah kampanye untuk mengedukasi masyarakat mengenai 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang diselenggarakan serentak di 11 kota di Indonesia. 

Ketujuh belas SDGs tersebut yakni No Poverty, Zero Hunger, Good Health and Well-being, Quality Education, Gender Equality, Clean Water and Sanitation, Affordable and Clean Energy, Decent Work and Economic Growth, Industry Innovation and Infrastructure, Reduce Inequalities, Sustainable Cities and Communities, Responsible Consumtion and Production, Climate Action, Life Below Water, Life on Land, Peace Juctice and Strong Institution, dan Partnership for The Goals.

Namun dalam Walk for SDGs di Indonesia hanya difokuskan pada tiga aspek yang paling dibutuhkan di Indonesia. Ketiga aspek ini dipilih berdasarkan survei terhadap 7.400 responden pada tahun 2015 yang menempatkan No Poverty, Good Health and Well-being, dan Quality Education di urutan teratas.
Di Yogyakarta, acara ini diselenggarakan oleh AIESEC in UPN dan bekerja sama dengan BEM KM UPN, Cr Atap Senja, World Merit Jogja, Indonesian Youth Dream, Komunitas Piknik Jogja, dan Muda Bisa Foundation.

Acara diawali dengan orasi, dilanjutkan dengan edukasi oleh partisipan yang sudah dibagi berkelompok. Acara dilanjutkan dengan orasi kembali di Jalan Sosio Humaniora sampai gedung Grha Sabha Pramana UGM.

“Setelah berorasi kita kembali berjalan menuju ke PKKH dan diakhiri dengan dance dan cap tangan bersama sebagai bentuk komitmen para peserta untuk mendukung global goals.” Ucap Manager Digital Public relation AIESEC, Karmansyah Putra.

Pada Desember 2015, PBB mengundang AIESEC untuk ikut berpartisipasi dalam mengimplementasikan Tujuan Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan (Global Goals for Sustainable Development). Munculah inisiatif Youth for Global Goals dari AIESEC yang akan memobilisasi dan mengembangkan pemimpin-pemimpin muda dengan menyebarkan kepedulian, keterlibatan, dan menjalankan aksi nyata agar tercapainya tujuan tersebut.

Karmansyah mengatakan, AIESEC sebagai mitra PBB akan terus membuat kegiatan-kegiatan yang mendukung SDGs. AIESEC mempunyai program untuk mengirim partisipan ke luar negeri maupun mendatangkan partisipan dari luar negeri ke Indonesia untuk mengerjakan program sosial. Beberapa program tersebut di antaranya program tentang budaya, pendidikan, dan lingkungan yang telah diselenggarakan di bulan Juli. Untuk ke depannya, AIESEC juga mempunyai program kesehatan yang rencanya akan dilakukan di bulan Desember.

“Kalau untuk projek kesehatan sendiri kita masih dalam proses akan fokusnya di apa. Tapi bentuk kegiatannya itu kita adakan sosialisasi tentang kesehatan, kita akan ada cek kesehatan juga, kita akan memberikan makanan bergizi. Pokoknya semua berhubungan dengan kesehatan.” tambahnya.

Seperti namanya, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, kampanye ini juga diharapkan akan terus dilanjutkan di tahun berikutnya.

Blog

Blog

Copyright © Dimas Fajri's | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com